Kau ingat dengan lelaki yang pernah mencoba meyakinkanmu dengan sangat ?
Ya, ia yang telah kau patahkan hatinya berkali kali,
Yang pernah kau kecewakan sedalam-dalamnya
Yang pernah kau tinggalkan setelah ia pernah berharap kau adalah rumahnya.
Dulu, ia pernah berkata "engga papa kamu engga berubah, suatu hari nanti aku akan pergi kok."
dan ternyata, ia benar.
Kini ia tlah pergi jauh meninggalkan harapan dan bayangan serta kenangan tentang ekspetasi bersamamu.
Kini ia tlah menjadi lelaki yang tangguh.
Kini ia adalah lelaki pengejar mimpi,
Kini ia adalah lelaki kuat yang takan mudah dijatuhkan,
dan kini ia adalah lelaki yang tak lagi menaruh harapan padamu
seseorang yang pernah ada dihatinya sedalam itu, seseorang yang pernah ia impikan mendaki puncak bersama, seseorang yang ingin membahagiakanmu lebih dari dirinya, itu dulu.
Hm, tapi kau tenang saja,
meski ia pernah terluka, ia tlah memaafkanmu
dan kini ia tak lagi berharap apapun tentangmu.
Jadi tak apa kau tak perduli, tak apa tak kau kembali.
Ia tau kau takan pernah ingin membersamainya bukan ?
#Reply
Hmm, iyaa.
Aku ingat betul lelaki itu.
sesosok lelaki yang sangat unik bagiku, ia istimewa.
Ia slalu punya cara khusus untuk meyakinkanku, lebih dari aku yakin pada diriku.
Aku ingat dengan jelas,
bahwa aku tlah mematahkan hatinya, memberi kekecewaan yang sangat dalam
yang bahkan aku sendiri yakin meski ia tlah memaafkanku, belum tentu ia melupakanku.
Mungkin memang sepertinya aku yang terlalu tega.
Aku meninggalkannya.
Padahal seharunya ia tau bahwa aku tak pernah benar benar pergi, aku selalu tinggal.
Padahal ia tau, aku pelik, asing, unik. Pun seharusnya ia tau lirik bait dan sajak yang sering tercipta dariku tertuju khusus hanya untuknya.
Ada sedikit penyesalan, tanpa ingin kusalahkannya.
Ku tau tak seharusnya begini.
Kini, saat ia benar benar berkata pergi..
Ada sedikit hal yang ingin kusampaikan pada semesta bahwa :
Aku tlah kehilangan banyak warna dan banyak hal yang tak tampak.
Bahkan aku tak punya kata yang mampu mendefinisikan kehilangan yang sebenar-benarnya
Aku mencoba memulai melupakan tentang ajakan pendakian,
tentang kalimat indah antara senja dan fajar,
tentang filosofi edelwies, lily, maupun dandelion
ataupun kata kata idealismu yang begitu romantis.
Iya, kau benar.
Mungkin aku hanya bisa menghargaimu justru saat aku tlah benar benar kehilangan.
Tapi untungnya kau pernah mengajarkanku tentang makna tegarnya karang yang mengajarkan ketenangan, keikhlasan pada laut-Nya.
Biarlah kau tetap menjadi pendaki gunung gunung itu, aku takan kesana. Aku tak mau kau terganggu, ataupun aku tak mau aku mengingatmu.
Tapi ya sudahlah, jujur aku turut bahagia dan bangga atas kabar keberhasilanmu satu persatu,
benar kau tlah pergi bahkan sebelum sempat ku ucap terimakasih dan maaf.
Aku bahagia,
doaku atas permintaanmu kala itu sedikit demi sedikit tlah terwujud.
Meski tanpaku disismu,
Tak apa, aku bangga kau terus menjadi lelaki hebat, tangguh, dan kuat.
Entah suatu hari akan ada sempat meski tak mengapa sempit,
jika boleh aku ingin ucapkan 2 hal :
" Maaf - Terimakasih " tanpa " Tolong."
karna ku tau kau tlah penat berjuang sendiri.
Aku tak pernah pergi bung asal kau tau.
Namun karna pintamu, kau takan kembali..
Maka tak apa, aku takan mengganggu.
Lebih belajar untuk menghargai selagi masih ada .
BalasHapuspelajaran tersesak adalah "merasakan sesuatu apabila tlah keilangan" :" terimakasih kak anggun, semoga ada terus sama dia ya ( eh ) :)
HapusJika memang rumah, dia akan tau jalan pulang.
BalasHapusmeskipun dia mungkin takan pulang, percayalah doa yang dilangitkan terlalu riuh untuk sang rumah kak :"
HapusMenjadi karma bila yang salah adalah lelakinya( karena ia mengkhianati wanitanya,tapi ia juga yang meninggalkannya), Namun siapa yang akan merasa bersalah? Perempuannya :) terlalu tulus kah perasaan seorang perempuan bila ia mencintai? Sampai-sampai terbutakan olehnya
BalasHapusDan betapa pedihnya hati perempuan tersebut ketika laki-laki yang telah meninggalkannya justru berbahagia dengan orang lain, dan bukan dia
Ahh aku suka sama jawaban du kontradiksi ini kaka anonymous :'')
HapusAku jadi inget kak perihal tentang makna bijak, jika kalau saling salah menyalahkan memang tak pernah ada habisnya :))
Namun alangkah baiknya saling mengintrospeksi agar kesalahan yang mungkin akan terjadi bisa diminimalisir hehe
Misal sebagai laki² jangan sukanya baperin orang semau sendiri, pun sebagai perempuan kita jangan sampai mau terperosot ke tipu daya laki-laki hehe..
Ingat, Tuhan tau kok kak jodoh yang terbaik buat kita :))
Jangan galau² yaa kak anonymousss :'')