Kau adalah kompas,
Dan aku paham
Sekalipun berkompas ( GPS )
Aku adalah si penyasar yang
handal.
Tanpamu atau adamu
Aku tetap akan kesasar
Kesasar untuk menemukan jalan
sunyiku sendiri.
Dan kau, tanpaku atau adaku
Kau akan selalu seperti benar
Menuntun arah angin, meski tanpa
adanya pengikut seklaipun.
Pada prinsip
Kau adalah sosok kompetitor
Sedang aku selalu berbisik
Engga usah berambisi, gapapa
untuk tidak jadi apa-apa
Sesekali kau adalah
Egois yang tergerus
Hanya untuk meredamku dengan kata
“iya”
Sesekali ku adalah
Pengikut, yang takan tega
menyanggahmu dnegan kata “tidak”
Iya itu dulu dan sesekali
Kini, akhirnya kita tau
Hal yang menyakitkan dari saling
mencintai adalah saling berbeda prinsip.
Kini akhirnya kita paham
Level tertinggi mencintai suatu
hal
adalah
Dengan mengikhlaskan apa yang
paling kita cintai
Komentar
Posting Komentar