[ Menjadi Manusia ]

Setelah sejauh ini kita menikmati perjalanan hidup kita

Pasti kita pernah bertemu dengan episode kehidupan yg membuat kita terbentur,tergerus,terlukai oleh kehidupan itu sendiri,bukan ?

Tanpa kita sadari, siapa kita sekarang ini merupakan akumulasi dari rangkaian episode kehidupan yang sudah kita alami.


Bagiku yang penikmat film. Dulu, aku ngefans dengan sang pemeran utama  hanya karena aku melihat kehebatannya di serial film

Bagiku yang pecinta novel. Mulanya, aku mengagumi sosok tangguh hanya karena ketangguhannya di serial novel


Namun setelah berjalannya waktu,

Aku tertampar oleh setting bernama ‘kehidupan’

yang lakonnya adalah masing-masing manusia, termasuk aku sendiri.

Di kehidupan nyata, aku mengenal banyak sekali orang hebat nan tangguh (di berbagai linimasa)

Namun, jika boleh kutelisik lebih jauh dan dalam tentang kilas hidupnya,

Dibalik kehebatan dan ketangguhan yang mereka miliki

Mereka pernah merangkap menjadi lakon yang pernah patah serta retak dipermainkan kerasnya hidup.

Hal ini cukup mengingatkanku pada quotes dari psikologid yang beberapa hari lalu tampil di beranda facebook, tulisnya : “pada akhirnya manusia yang saya kenal adalah mereka yang dapat kuat dan bisa jadi lemah, bisa bangkit dan bisa jatuh sesuai waktunya.”

Setelah kuingat lagi, aku sangat setuju perihal itu. 

Perihal dimana semua hal memiliki dua sisi dan memiliki fase siklus yang akan selalu berputar setiap massanya. 

Mungkin kamu tak asing dengan lagu ST 12 yang berjudul ‘dunia pasti berputar’, lalu pada saat SD kita diberi materi SAINS terkait ‘rantai kehidupan’, bahkan Allah-pun telah mengingatkan kita pada kitab suci-Nya (Al qur’an) dalam Q.S Al Insyirah (94) ayat 5-6 terkait ‘setelah kesulitan ada kemudahan’.

Lalu apa artinya ? Artinya, semua hal yang terjadi di hidup ini siklusnya memang seperti itu. 

Berpisah untuk bertemu, salah untuk benar, gagal agar berhasil, lelah untuk istirahat, malam untuk siang dan lainnya.

Mungkin ada banyak hal yang sampai sekarang kamu tak pernah tahu apa maksudnya. 

Tentang banyak kegagalan yang padahal telah kau sungguhi, tentang banyak kehilangan yang mungkin pernah kau seriusi, tentang banyak kesedihan yang awalnya pernah kau harapi.

Tak apa, berbicara menjadi manusia bukanlah berbicara tentang kesempurnaan. 

Berbicara menjadi manusia adalah berbicara tentang tetap terus belajar, berproses dan berikhtiar dalam melakukan yang bisa kita lakukan, meski jika berbicara urusan hasil adalah sepenuhnya kita serahkan kembali kepada Tuhan.


Komentar