Permaslahan lingkungan dengan isu sampah plastik merupakan permasalahan klasik yang tetap ada hingga kini, bahkan diperkirakan akan terus bertambah setiap tahunnya.
Ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa pada tahun 2040 nanti akan ada 1,3 miliar ton sampah plastik yang diperkirakan akan mencemari daratan dan lautan dunia pada 2040 mendatang. Tidak hanya itu saja ternyata dalam proses produksi plastik turut menyumbang emisi karbon ke udara. Dan beberapa permasalahan ini sulit ditangani jika tidak ada gebrakan massal dan khalayak menggelar aksi global.
60% dari sampah plastik yang ada di dunia merupakan plastik sekali pakai yang akan langsung dibuang ketika selesai dipakai yang diantaranya penggunaan galon sekali pakai turut andil dalam pencemaran lingkungan.
Dilansir dari berbagai referensi seperti kompas, detik.co, greenpeace terkait pemberitaan yang ramai di sosial media tentang petisi #tolaksekalipakai yang diinisiasi oleh dua pelajar bernama Elhan dan Helfia. Terkumpul hingga pada akhir desember lalu pada laman change.org. terdapat kurang lebih 20.000 orang ikut serta menyuarakan dan mengkampanyekan tolak galon sekali pakai yang merupakan inovasi dari salah satu produsen air mineral "yang ada manis-manisnya".
Dalam konferensi pers daring yang digelar Gerakan Indonesia Diet
Kantong Plastik (GIDKP) bertajuk Gerakan Tolak Sekali Pakai 2020, diselenggarakan sebagai upaya untuk menggalang petisi tolak galon
sekali pakai untuk menghentikan produksi galon tersebut. Penggunaan galon
sekali pakai kian digencarkan oleh salah satu produk air minum kemasan. Hal ini
mengundang reaksi publik, sebab kehadiran galon sekali pakai akan semakin
berdampak buruk bagi lingkungan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 75/2019, perusahaan diwajibkan mengurangi 30 persen sampah mereka di tahun 2029. seharusnya langkah yang diabil dari para produsen atau perusahaan telah mengurangi konsumsi plastik, bukan menambah konsumsi tersebut.
Semestinya pula pengurangan sampah plastik atau reduce lebih
didahulukan, sebelum dilakukan daur ulang (recycle). Tak hanya data produksi
kemasan plastik, perusahaan seharusnya juga membuka data daur ulang
sebesar-besarnya supaya tampak perbandingan antara plastik yang didaur ulang
dengan yang diproduksi.
Salah satu bentuk dari pencemaran plastik selain berdampak pada lingkungan, plastik yang menjadi polusi akan menimbulkan mikroplastik. Ada penelitian bahwa mikroplastik juga ditemukan di feses manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ecoton terhadap relawan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas, Malang, ditemukan per 10 gram feses manusia, terhadap 10,78 partikel mikroplastik. Dan efek mikroplastik bagi kesehatan makhluk hidup khususnya manusia adalah berbahaya.
Check di ig : https://www.instagram.com/p/CKHjubchb6k/?utm_source=ig_web_copy_link
BPA adalah bisphenol A, bahan kimia yang banyak ditemukan dalam produk-produk rumah tangga meski berpotensi beracun. BPA banyak digunakan dalam pembuatan plastik transparan, kaku, dan dapat digunakan dalam waktu lama. Salah satunya adalah galon air mineral. Ahli Kimia Makromolekuler dari Pusat Penilitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Muhammad Ghozali membenaran plastik yang terbuat dari zat ini bisa menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
Dampak bagi kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh BPA antara lain terjadinya disfungsi reproduksi pada wanita, peningkatan infertilitas, gangguan siklus menstruasi, menopause dini, sindrom ovarium polikistik, tumorigenesis endometrium, payudara, dan ovarium. Smenetara pada pria bisa berdampak penurunan jumlah dan kualitas sperma, penurunan libido, disfungsi ereksi, kesulitan ejakulasi ereksi, diabetes mellitus (DM), dan obesitas.
Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) menyampaikan bahwa galon plastik sekali pakai seperti milik ******rale merupakan jenis plastik PET (Polyethylene Terephthalate) dengan kode plastik daur ulang nomor, artinya sampah plastik tersebut tergolong mudah didaur ulang dan dapat digunakan kembali. Resin polimer plastik termoplast dari kelompok poliester. Berbeda dengan BPA, Ghozali menyebut bahan plastik yang mengandung zat ini cenderung lebih aman bagi kesehatan. "PET aman untuk makanan dan minuman, botol air mineral umumnya dari PET
Mengutip Waste for Change, PET banyak digunakan untuk mengemas makanan dan minuman, karena memiliki kemampuan yang baik untuk mencegah oksigen masuk dan merusak produk. Organisasi Petresin menyebut bahan plastik jenis yang satu ini memiliki ciri-ciri bening, kuat, dan ringan. Sehingga banyak digunakan untuk mengemas produk minuman dalam ukuran kecil. PET juga berfungsi menjaga karbon dioksida yang terdapat dalam produk minuman berkarbonasi agar tidak keluar.
Check di ig : https://www.instagram.com/p/CKHj7zRBmFC/?utm_source=ig_web_copy_link
Komentar
Posting Komentar