1. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan yang dipelajari dalam bab ini adalah molalitas dan fraksi mol, sedangkan molaritas sudah
dibahas di kelas XI.
a. Molalitas (m)
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut di dalam setiap 1 kg
(1.000 gram) pelarut.
Molalitas dapat dirumuskan
Bila g gram zat terlarut dilarutkan dalam pgram zat pelarut dengan massa rumus relatif (Mr), maka molalitas dapat juga dirumuskan menjadi:
b. Fraksi Mol (x)
Fraksi mol menyatakan perbandingan mol suatu zat dengan jumlah mol campuran.
Misal amol zat p dicampurkan dengan bmol zat q, maka:
2. Pengertian Sifat
Koligatif Larutan
Kalau kita melarutkan suatu zat terlarut dalam suatu pelarut murni,
maka kemungkinan besar akan terjadi hal-hal sebagai berikut.
-
Pada larutan akan lebih sukar
menguap jika dibandingkan pelarut murninya karena pada larutan mengalami
penurunan tekanan uap akibat adanya partikel terlarut.
-
Jika dididihkan, larutan akan
mendidih pada suhu yang lebih tinggi jika dibandingak pelarut murninya. Akibat
adanya partikel terlarut akan terjadi kenaikan titik didih.
-
Jika dibekukan, larutan akan
membeku pada suhu yang lebih kecil atau dibawah suhu membeku pelarut murniya.
Akibat adanya partikel terlarut akan terjadi penurunan titik beku.
-
Jika larutan dihubungkan
dengan pelarut murninya melewati membran semipermiabel, maka larutan akan
mengalami volume akibat tekanan osmotik.
Besarnya perubahan
keempat sifat tersebut bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam
larutan. Sifat yang hanya bergantung pada 4 jumlah partikel zat terlarut dan
tidak bergantung pada jenis zat terlarut disebut sifat koligatif larutan.
3. Sifat Koligatif
Larutan Nonelektrolit
a. Penurunan
Tekanan Uap Jenuh (ΔP)
Bila kita mengamati
pada peristiwa pe-nguapan, ketika partikelpartikel zat cair meninggalkan kelompoknya.
Bila zat cair disimpan dalam ruang tertutup yang hampa udara, maka sebagian
dari partikelpartikel zat cair akan menguap, sedangkan zat cair yang telah menjadi
uap akan kembali menjadi zat cair (mengembun). Tekanan uap yang ditimbulkan
pada saat tercapai kondisi kesetimbangan dinamakan tekanan uap jenuh.
Dari hasil pengukuran data-data eksperimen ternyata diketahui bahwa tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut murni, mengapa? Perhatikan gambar 1.2. Dalam suatu larutan, partikel-partikel zat terlarut akan menghalangi gerak molekul-molekul pelarut untuk berubah menjadi bentuk gas (uap) (ada interaksi molekul antra zat terlarut dengan pelarutnya)
Oleh karena itu
tekanan uap jenuh larutan lebih rendah daripada tekanan uap jenuh pelarut
murni. Makin lemah gaya tarik-menarik molekul-molekul zat cair, makin mudah zat
cair tersebut menguap, maka makin besar pula tekanan uap jenuhnya. Selisih
antara tekanan uap jenuh pelarut murni dengan tekanan uap jenuh larutan disebut
penurunan tekanan uap jenuh.
ΔP= P° – P
Pengaruh konsentrasi zat terlarut terhadap penurunan tekanan uap jenuh dapat dijelaskan dengan hukum Rault sebagai berikut.
P= x pelarut ·P°
Dari persamaan
tersebut dapat kita turunkan suatu rumus untuk menghitung penurunan tekanan uap
jenuh, yaitu:
ΔP = P° – P
= P° – (xpelarut
·P°)
= P° (1– xpelarut)
ΔP = P°· xterlarut
Keterangan:
ΔP = penurunan
tekanan uap jenuh
Po =
tekanan uap jenuh pelarut air murni
x terlarut = fraksi
mol zat terlarut
x pelarut = fraksi
mol zat pelarut
b.
Kenaikan Titik Didih (ΔTb) dan
Penurunan Titik Beku (ΔTf)
Titik didih suatu
zat cair adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh zat cair tersebut sama dengan
tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan luar, maka gelembung uap
yang terbentuk dalam cairan dapat mendorong diri ke permukaan menuju fasa gas.
Oleh karena itu, titik didih suatu zat cair bergantung pada tekanan luar. Yang
dimaksud dengan titik didih adalah titik didih normal, yaitu titik didih pada
tekanan 76 cmHg. Titik didih normal air adalah 100oC.
Pada saat itu tekanan uap air juga 1 atm dan tekanan uap jenuh
larutan masih di bawah 1 atm (titik P). Agar larutan mendidih, maka suhu perlu
diperbesar sehingga titik Pberpindah ke titik E. Pada titik Etekanan uap jenuh
larutan sudah mencapai 1 atm. Jadi pada titik E larutan mendidih dan suhu
didihnya adalah titik E′. selisih titik didih larutan dengan titik didih
pelarut disebut kenaikan titik didih (ΔTb)
ΔTb = titik didih larutan – titik didih pelarut
Pada gambar terlihat titik beku larutan (titik F′) lebih rendah daripada titik beku pelarut (titik C). selisih antara titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik beku (ΔTf).
ΔTf = titik beku pelarut – titik beku larutan
Kenaikan titik
didih dan penurunan titik beku yag disebabkan olehpenambahan zat terlarut
dapat dirumuskan sebagai berikut.
∆Tb = Kb x m
Keterangan:
∆Tb = kenaikan
titik didihlarutan dengan satuan (˚C).
Kb = tetapan
kenaikan titik didih molal pelarut (˚C / molal).
m = kemolalan (m)
c. Tekanan Osmotik
(π)
Osmosis adalah peristiwa perpindahan pelarut dari larutan yang konsentrasinya lebih kecil(encer) ke larutan yang konsentrasinya lebih besar (pekat) melalui mem-bran semipermeabel.Aliran zat cair dari larutan yang konsentrasinya lebih kecil menuju larutan yang konsen-trasinya lebih besar melalui membran semipermeabel akan terhenti, bila telah terjadi kesetimbangan konsentrasi antara kedua larutan tersebut.
Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang
dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui
membran semi permeabel (proses osmosis).
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal: PV =
nRT Karena tekanan osmosis = π ,
maka : π= M R T
π= tekanan osmosis (atmosfir)
M = konsentrasi larutan (M)
R = tetapan gas universal. = 0,082 L.atm/mol K
T = suhu mutlak (K)1. Konsentrasi Larutan
PPT dapat didownload di : https://drive.google.com/file/d/1yE14ZM-vpRJcvIZDkh6Wagav4HlGin_G/view?usp=drivesdk
Komentar
Posting Komentar