Spesial untuk Anjani yang Kedua

Setelah percakapan di akhir tahun itu
Perempuan itu masih ingin bertukar ide denganmu
Ia masih ingin bercerita tentang tempat-tempat baru yang ia kunjungi
Ia masih ingin tertawa seperti saat membahas tingkah lucu kucing rasmu
Ia masih ingin mendengar sarkas atas berita-berita petinggi negeri
Ia masih banyak inginnya kalau itu tentangmu

Satu semester berlalu
Tepat saat perayaan hujan Bulan Juni
Rasanya ia masih ingin mengabarimu bahwa
“Tuan, disini cuacanya sudah sering hujan
Aku senang... ku tau kau pasti senang, bukan?”
Perempuan itu mengunjungi kedai kopi dan memesan kopi manis bernama Anjani
Mengambil buku di rak kayu yang berjudul “Aku bersaksi bahwa tidak ada perempuan selain
engkau”

Tapi tuan,
Entah kenapa setelah hari itu
Setelah kau melihat statusku tentang hujan, si objek yang paling kau sukai selama ini
Perempuan itu merasa bahwa ia bukan lagi satu-satunya perempuan yang kau inginkan
Perempuan itu merasa harus melepasmu, jelas dengan alasan kita sudah terlalu jauh

Alhasil,
di kedai kopi itu sang perempuan menghapus sgala hal tentang sosok yang sempat
dipanggilnya dengan julukan “tuan”
melalui bait-bait yang terselip setelah ia menikmati manisnya Anjani yang cukup dingin, 

di kala itu
Perempuan itu mulai menghapus semua list nama akun sosial mediamu dari daftar pengikut
Mengarsip postingan yang tuan tau itu pernah dibuat khusus untukmu
Mengganti
wallpaper yang hampir sama dengan wallpapermu kala itu
Namun perempuan itu tetap merayakan hidup seperti biasanya

Sampai akhirnya pada akhir Juli
Saat tuan tau bahwa cerita keseharian perempuan itu sudah lama tidak muncul di sosmedmu,foto profil perempuan itu kosong, dan banyak hal yang bisa tuan baca pertanda
bahwa perempuan itu benar-benar menjauhinya...

Agustus awal,
Tuan tiba-tiba memberitahu dunia bahwa kini engkau telah bersama yang baru
Wallpapermu bukan lagi tentang cerita yang kusukai, melainkan tentang orang yang kini kau
sukai
Foto profilmu yang pernah kita bahas tentang istimewanya Jogja itu, telah kau ganti
Ah tuan, rasanya menenangkan sekali mengetahui bagaimana titik akhir dari penantian rasa
ini
Tidak sesakit yang dibayangkan dan tidak sesulit yang ditakutkan
di hari itu

Perempuan itu kembali pergi ke tempat yang pernah menjadi saksi bahwa tuan abadi di
puisiku
untuk akhirnya
Pada hari itupula, perempuan itu menghapusmu di kopi anjani kedua-ku
di hari itu, foto profilku tidak lagi kosong
aku memilih foto yang paling aku sukai
dan di hari itu, foto profilmu juga memang tidak kosong
kamu memilih foto baru yang kamu sukai

Terimakasih ya, tuan
Tidak apa-apa, hehe
Meski cerita kita tidak sesederhana yang dirasa, meski cerita kita tak selama yang diharap,
dan meski cerita kita tlah berakhir di awal Agustus
Semoga kita jadi manusia merdeka atas hal-hal yang membelenggu sifat kemanusiaan kita
Semoga kita tetap jadi manusia yang memanusiakan manusia, persis seperti cita-citamu dulu
Tetap menjadi baik, wahai orang baik

Komentar