Tuan, sebentar lagi kereta berhenti

............

Tuan, perjalanan saya sepertinya sudah cukup jauh

Sebentar lagi, kereta akan berhenti

Saya pamit ya...

Izinkan saya bangkit untuk melanjutkan perjalanan saya sendiri

 

Mungkin di akhir temu nanti, saya takan memberikan kata-kata apapun

Tapi sekali lagi, semoga kau bisa membaca sirat mata saya (mungkin untuk yang terkahir kalinya)

Izinkan saya terjemaahkan isinya;

Terimakasih sudah menemani saya sejauh ini, tuan

Terimakasih sudah banyak mewarnai hari-hari saya yang cukup monokrom

Terimakasih sudah menemani saya untuk membunuh jenuh dalam kesendirian

Terimakasih pula untuk sempat membalas kasih dengan ucapan serta tindakan “kembali kasih”

Terimakasih sudah banyak berperan dalam beberapa

 

Sayangnya, saya tidak punya kata andalan selain kata “terimakasih” dan “maaf” tuan

Maaf jika selama perjalanan ini, saya menyebalkan dan sering membuatmu bingung

Maaf jika saya yang tidak peka dan tidak seperhatian orang-orang di sekitarmu

Maaf jikasaya banyak merepotkan dan menyusahkanmu

(padahal kau tau, saya benci untuk terlihat lemah di depan orang lain bukan?

tapi di hadapanmu, entah mengapa saya merasa sedikit aman)

Maaf jika saya banyak salahnya, entah yang saya sadari ataupun tidak

 

Izinkan saya beranjak dahulu ya, kau tetaplah duduk di kursimu

Saya tau, suatu hari nanti saya akan mendengar kabar bahagia tentangmu

Entah mana yang kan datang dahulu

Apakah tentang kabar suksesmu atau tentang kabar kau serius dengan wanita lain

Apapun kabarnya, percayalah saya akan slalu mendoakan kebahagiaanmu

 

Saya hanya ingin ketika nanti saat kereta benar-benar berhenti

Kita saling tersenyum ya

Sekali lagi “terima kasih” dan kumohon jangan dikembalikan, ini sudah terlalu jauh

Atas sgala pesan-pesanmu,

biar saya saja yang akan mengenangmu dalam buku yang akan saya tutup sendiri tanpa perlu saya lanjutkan lagi

 

Perjalanan tentang kita kan segera berakhir

Kumohon kita jangan membenci takdir

 

 

 

Komentar

Posting Komentar