Zal, apa kabar Indonesia kini ? ramai kukira, kudengar sedang ramai dikepung tikus-tikus.
Kenapa memangnya? Sudah lama aku tidak mendengar tanah kelahiran aku.
Ah ya, kemarin aku bertemu dengan Gus Dur, orang baik, ia menyenangkan, aku dan Ahmad Wahib ketawa terpingkal dibuatnya. Ah jika aku bertemu dengannya sejak lama mungkin aku tobat jadi atheis. Hehehee.. tapi aku tau kau takan percaya.
Gus ini anak kyai rupanya, banyak ia bercerita tentang islam dan yang bukan islam. Rupa-rupanya ia tahu aku gak percaya tuhan barangkali. Aku sebenarnya iri melihat dia. Dia telah tenang dalam Tuhannya. Dia sudah bersatu dengan Tuhannya. Katanya ia pernah jadi presiden, 2 tahun lantas ia bosan lalu diberhentikan oleh DPR katanya, yang ia tuduh mirip Taman Kanak-Kanak. Aku dan Wahib sekali lagi keras tertawa.
Siapa presiden kita kali ini Zal ? Militer lagi ataukah sudah
teknokrat ? Aku ingin suatu saat Indonesia dipimpin oleh Filsuf atau Budayawan.
Biar ia bijak, atau setidaknya ia mungkin bisa berpikir secara lebih baik,
bukan lagi tentang untung rugi, tapi baik buruk. Jangan lagi presiden dari
golongan kyai atau pastur, mereka suruh perbaiki umat saja, jangan ikut
berpolitik. Dulu ada Buya H.A.M.K.A, orang hebat dan baik ia Zal. Berani ia
kritik Soekarno, kudengar ia sahabat Hatta.
Rizal masihkah kau suka membaca? Aku tahu sampai saat ini kau tak
punya kekasih. Malaikat Munkar dan Nakir bercerita hehehe.. kau sudah pantas
dapat gelar STMJ Zal. Kau tau apa itu STMJ? Bruakha..kha..kha..kha. Bagiku
Cinta = Nafsu, titik! Aku kira ada yang disebut cinta yang suci. Tapi itu cemar
bila kawin. Aku pun telah pernah merasa jatuh simpati dengan orang-orang
tertentu, dan aku yakin itu bukan nafsu. Aku tahu kita berbeda dalam semua Zal,
kecuali dalam cinta. Cocok kau rasa kan Zal? Hahahaa.. forget it dude..!!
Akhir-akhir ini aku selalu berpikir, apa gunanya semua yang aku
lakukan ini. Aku menulis, melakukan kritik kepada banyak orang yang aku anggap
tidak benar dan yang sejenisnya lagi. Makin lama, makin banyak musuh aku dan
makin sedikit orang yang mengerti aku. Dan kritik-kritik aku tidak mengubah
keadaan. Jadi apa sebenarnya yang aku lakukan? aku ingin menolong rakyat kecil
yang tertindas, tapi kalau keadaan tidak berubah, apa gunanya kritik-kritik aku? apa ini bukan semacam onani yang konyol? Kadang-kadang aku merasa
sungguh-sungguh kesepian.
Zal, kadang Aku lelah bergulat dengan pemikiran aku sendiri.
Memikirkan tentang rakyat, bangsa dan kemanusiaan. Tapi apapun yang terjadi Aku
menolak untuk berkompromi dengan penindasan. Lebih baik mati diasingkan
daripada menyerah pada kemunafikan. Dan sekarang makin aku geli melihat
kawan-kawanmu Zal, Mahasiswa pun tak mampu lagi berdiri pada garda terdepan
untuk menyatakan sikap penolakannya, karena tak jarang idealisme telah terbeli
oleh manisnya kehidupan hedonis. Generasi mahasiswa kala ini sedang galau.
Sibuk mencari eksistensinya sendiri. Kulihat kau pun demikian, lebih sering
update status Facebook daripada ibadahmu. Generasi Facebook, menyedihkan dan
jika kau kemudian ikut arus di dalamnya. Dan kupikir kamu akan terjebak dalam
identitasnya.
Aku ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil
keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu
didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan
benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan
kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun. Kau tak percaya? Lihat
saja demonstrasi mahasiswa saat ini, norak, kampungan! Dulu aku benci sekali
dengan mahasiswa oportunis yang sok-sokan menjadi bagian dari sebuah sistem
parlemen. Sistem itu busuk Zal, tapi melihat mahasiswa demonstrasi dengan
membawa batu, parang, kayu dan bom molotof. Mereka mau menjalankan demokrasi
atau sekedar sok jagoan?
Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih
kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas,
teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik Aku dari sekolah
menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh
mahasiswa semacam tadi. Busuk bukan? Ya, yah aku ingat kau dulu pernah
bercerita tentang kawan-kawan ekstramu yang kau bilang busuk itu. Tapi kita
harus adil Zal, Seorang intelektual harus adil sejak dalam pikiran dan
perbuatan. Sondang Hutagalung bilang begitu, oh ya dia titip salam. Lama ia
menunggu ingin baca tulisanmu, mandul kau katanya? Ayo menulis Zal, ajak
teman-temanmu sekalian. Jangan mau jadi renik dalam sejarah yang hanya numpang
kuliah tanpa bisa memberi jejak dalam sejarah.
Sejarah dunia adalah sejarah pemerasan. Apakah tanpa pemerasan
sejarah tidak ada? Apakah tanpa kesedihan, tanpa pengkhianatan, sejarah tidak
akan lahir?. Karena kau tau zal ? Bagiku perjuangan harus tetap ada. Usaha
penghapusan terhadap kedegilan, terhadap pengkhianatan, terhadap segala-gala
yang non humanis. Aku muak dengan mental feodal dan sikap premanisme di
kampusmu ini Zal, memangnya kampusmu memelihara yang seperti itu ya???
Sudahkah kau lulus Zal? Jangan lulus dulu, tuntaskan dulu tanggung
jawabmu sebagai intelektuil, bukan aku menyuruhmu malas. Tapi sesuaikan dengan
tanggung jawabmu sebagai Agent of enlighment. Bidang seorang sarjana adalah
berpikir dan mencipta yang baru. Mereka harus bisa bebas disegala arus-arus
masyarakat yag kacau, seharusnya mereka bisa berpikir tenang karena predikat
kesarjanannya. Lalu hiduplah dengan keyakinan teguh. Karena kau tau, Aku tak
mau jadi pohon bambu, Aku mau jadi pohon oak yang berani menentang angin.Karena
Aku tak mau diam melihat penindasan. Dan Aku lebih tak suka melihat orang-orang
munafik Kita seolah-olah merayakan demokrasi, tetapi memotong lidah orang-orang
yang berani menyatakan pendapat mereka yang merugikan pemerintah/penguasa.
Kau tentu ingat puisiku Zal, puisi yang kubuat saat sedang galau.yah pasti kau lupa, tak suka aku dengan tabiatmu ini. Baiklah kutulis ulang
untukmu Zal.
Saya mimpi tentang sebuah dunia,
Di mana ulama - buruh dan pemuda bangkit dan berkata “Stop semua kemunafikan, Stop semua pembunuhan atas nama apa pun.”
Dan para politisi di PBB, sibuk mengatur pengangkutan gandum, susu dan beras buat anak-anak yang lapar di tiga benua,
Dan lupa akan diplomasi.
Tak ada lagi rasa benci pada siapa pun, agama apa pun, ras apa pun, dan bangsa apa pun
Dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.
Tuhan - Saya mimpi tentang dunia tadi, yang tak pernah akan datang.
Hadapilah cita-cita ini Zal, karena buat apa menghindar? Cepat atau lambat, suka atau tidak, perubahan hanya soal waktu. Semua boleh berubah, semua boleh baru, tapi satu yang harus dipegang; kepercayaan. Karena kehidupan sekarang benar-benar membosankan.
Aku, aku merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Aku ingin merasakan kehidupan kasar dan keras , diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil .
Orang-orang seperti kita
ini tidak pantas mati di tempat tidur. Bergeraklah Zal,. jangan kau bilang peduli
rakyat, jika makanmu masih seperti priyayi. Bergeraklah Zal, ayo didik
masyarakatmu dengan kata-kata dan buku. Karena kau tahu, percuma hidup jika kau
tak dapat berkarya.
Suatu gerakan hanya mungkin berhasil bila dasar-dasar dari gerakan
tersebut mempunyai akar-akarnya di bumi tempat ia tumbuh. Ide yang jatuh dari
langit tidak mungkin subur tumbuhnya, hanya ide yang berakar ke bumi yang
mungkin tumbuh dengan baik. Berakar menghujam seperti beringin. Maka jika kau
lihat mengapa Orde Baru kuat mengakar, ya mungkin karena lambang partainya
adalah beringin. akan lain cerita jika lambangnya adalah pohon toge. Hahahaaa..
Zal, aku mau kau dan generasimu mengerti. Bahwa pendidikan adalah satu-satunya alat menuju kondisi yang lebih baik. Ayo bangkit Zal, jangan malas, jangan hanya bisa nonton sinetron.
Tak malu kau pada kami? aku dan Ahmad Wahib, Munir, kau tau Munir kan? Orang cemerlang itu, ia hebat karena mau belajar, sekolah dan membaca, pejuang ia Zal. Tak mau kau seperti ia? bukan sebagai superhero macam Superman, itu Cuma dongeng.
Jadilah hebat karena kau peduli dan jujur. Atau seperti Marsinah, ya Marsinah wanita besi itu datang dengan berbagai persoalannya, tapi ia lega Zal, selama hidup ia sudah jujur, jujur untuk melawan kesewenangan, ayo lah Zal.
Tak perlu dengan agitasi turun ke Jalan, bisa kau bikin macam si Rendra atau Taufik Ismail budayawan kota Medan itu, berpuisi. Jangan diam Zal,
diam hanya macam orang kejam. Karena diam dan
kasihan adalah laknat kutukan pada hati manusia. Ingatlah Zal, apatisme lahir
karena dua hal, kau terlalu bodoh untuk berpikir atau terlalu egois untuk
perduli.
Dosen yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Dosen
bukan Dewa dan selalu benar, dan Mahasiswa bukan kerbau. Bagiku sendiri politik
adalah barang yang paling kotor. Lumpur-lumpur yang kotor. Tapi suatu saat di
mana kita tidak dapat menghindari diri lagi, maka terjunlah.
Sahabatmu, Gie.
*Ditulis ulang untuk mengenang Soe Hok Gie (17 Desember 1942 – 16
Desember 1969), ditulis dengan campuran berbagai kutipan catatannya dalam buku
berjudul Catatan Seorang Demonstran.
Rizal Hasoegian
Perawalan dibuat menerka siapakah aku sebenarnya?? Hehe
BalasHapusMasih soe hok gie kok, bukan soe hok gierls 😅
HapusKarna langsung topik tanpa ada introduce, itulah yang membuat ku mernerka nerka dan akhirnya tau di ujung cerita ini hehe...
Hapus