Kita teman
yang sudah terjadi dan berlalu
hingga sekarang, apakah masih pantas untuk dianggap teman?
Mari kita saling berefleksi
Emang ada teman yang ngisi kosong
malam kamu secara cuma-cuma?
Emang ada teman yang ketika ada
apa-apa langsung cerita dan responmu selalu siap sedia?
Emang ada teman yang selalu
mastiin kondisimu baik-baik saja?
Emang ada teman yang rela setiap
hari jemput kamu, jagain kamu, siap jadi pahlawan kamu hanya berlandaskan “aku
kasihan ke kamu”
Emang ada teman yang mau dijadiin
rumah yang kalau ada apa-apa harus lapor ke kamu?
Teman.....
Sebenarnya kita saling sadar
Bahwa kita sering memberi sesuatu
yang ga sekedar cuma rasa pertemanan
Kamu sering beri rasa aman hingga
nyaman
Aku sering tanpa sengaja
bergantung kepadamu
Kata temanku yang lain,
pertemanan ini jelas tidak wajar
Ya, pertemanan kita bukan
pertemanan biasa
Walau sering ku sanggah
Bahwa effortmu selama ini sebatas
effort yang wajar
Tapi setelah kupikir kembali, teman-temanku
benar
Tapi kaupun tidak salah
Semenjak setelah aku mulai
bertanya-tanya terkait “apakah ini wajar?”
Harusnya aku sudah menyadari
bahwa ini tak wajar
Sepertinya kitapun akan kesulitan
untuk menjelaskan bahwa ini hanya teman biasa
Sebenarnya ini cukup menyakitkan
bukan?
Menurutku bukannya kita saling
peka terhadap situasi seperti ini?
Entah kita yang memang pandai
berpura-pura terhadap segala hal yang kita rasakan selama ini
Dulu aku berharap kita masih
tetap disini
Kau yang selalu ada dan aku yang
taakan pergi
Tapi lagi-lagi, benar kata
teman-temanku
Aku tidak tau apa arah tujuan
kita sejauh ini
Aku yang jelas-jelas tau kalau
kau telah bersamanya
Berharap apa untuk tetap menunggu
keajaiban?
Aku sadar, tak mungkin ku jatuh
cinta jika tak ada alasannya
Kau telah mengusahakanku sehebat
ini
Kau memberikanku effort yang tak
main-main
Sialnya kita terjebak dalam
kondisi tak jelas ini
Tak mungkin juga ku minta
kejelasan terhadap sesuatu yang sudah jelas
Ku ingat kau menulis bahwa cerita
kita menarik, tapi
Yaa, kau menutup kalimatnya
dengan kata “tapi”
Sebenarnya aku sayang sama kamu
Tapi kenapa harus kamu
Atau pertanyaanya kenapa kamu
harus sudah memiliki
Atau pertanyaanya kenapa kamu
harus selalu baik kepadaku
Dan atau pertanyaaanya kenapa aku
masih sendiri
Ada hari dimana aku ngerasa aku
diprioriitasin sama kamu
Ada hari dimana aku ngerasa aku
benar-benar dijaga sama kamu
Ada hari dimana aku merasa
benar-benar dipahami oleh kamu
Tapi setelah hari itu, ada hari
dimana aku ngerasa benar benar hancur karenamu
Saat masing-masing diantara kita
melihat kita dekat dengan yang lainnya
Aku ingat dengan jelas kamu tak
pernah coba mengenalkanku dengan wanitamu
Pun asumsimu, aku telah memilki
laki-laki lain yang kusembunyikan darimu
Aku melihat dengan jelas bagaimana
sakitnya melihat tanpa disengaja kamu berboncengan dengan wanitamu
Dan pada akhirnya, aku harus
sengaja memperlihatkan kepadamu bahwa seolah-olah akupun tak sendiri
Kamu pernah mikir ngga si
Gimana rasanya kehilangan
seseorang tapi itu bukan milik kita
Ya lucunya aku ngerasain
kehilangan
Walau sebenarnya di case kita,
aku yang mencoba menghilang duluan
Mencoba menjaga jarak aman
Mencoba menghapus seluruh aksesmu
untuk mengetahui part di kehidupanku
Aku terkesan penjahatnya, bukan?
Padahal ini cukup menyakitkan
untuk ku jelaskan
Aku sadar, aku gabisa ceritain
ini ke siapapun
Karena kita akan dianggap salah
dari semua sudut pandang, bukan
Aku tak ingin sama sekali cerita
ini ada, tapi semuanya sudah terlanjur ada
Aku ngga tau apakah kamu tau atau
tidak
Rasanya senang dan sedih bisa
bercampur jadi satu
Kita jelas tidak abadi, dan aku
memilih untuk menyudahi tanpa kata pamit
Kita sudah terlalu jauh
Kita juga sudah terlalu salah
Aku tidak ingin lukanya kian
menyebar dan menjalar
Memang benar, teman?
Kalau boleh jujur ternyata kita
menyakitkan
Teman-temanku benar, akulah yang
paling dirugikan
Meski kamu tak berniat
menyakitiku
Sgala kebaikanmu ternyata kurasa
sudah cukup menyakitkan
Komentar
Posting Komentar